Corgi

Senin, 27 Mei 2013

LAPORAN EMBRIOLOGI SPERMATOZOA


LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI




KELOMPOK 3 / GELOMBANG IV
Nama Anggota :

1.                   Haris Ichsan                                        NIM : 1202101010034
2.                   Juliadi Ramadhan                               NIM : 1202101010054
3.                   Radhiati Kemala Sari                          NIM : 1202101010055
4.                   Yolienna Nurpermata Suci                  NIM : 1202101010065
5.                   Zawil Kiram                                        NIM : 1202101010090
6.                   Indra Sitorus                                       NIM : 1202101010115
7.                   Alzikri                                                 NIM : 1202101010126
8.                   Ali Rahmatullah Batubara                  NIM : 1202101010133

Asisten : Yusni Mulyana




FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2013








KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdullillah tepat pada waktunya yang berjudul Laporan Praktikum Embriologi.
Laporan ini berisikan tentang hasil pengamatan praktikum embriologi hewan tentang Membuat Sediaan Oles Spermatozoa. Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengamatan yang telah dilakukan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir, semoga Allah S.W.T senantiasa selalu meridhoi segala usaha kita. Amin.


Banda Aceh,   Maret 2013

Penulis       





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Metode oles ini yaitu suatu metode pembuatan preparat dengan cara mengoles atau membuat selaput setipis mungkin dari bahan yang berupa cairan atau bukan di atas objek glass. Metode ini dipakai untuk pembuatan sediaan darah, spermatoazoa, cairan hemolimf belalang, protozoa, mukosa mulut dan mukosa vagina.
Terdapat dua cara fiksasi yaitu, sebelum kering dan setelah kering. Spermatozoa berasal dari hasil gametogenesis yaitu proses spermatogenesis yang dihasilkan pada organ kelamin jantan. Spermatozoa masing-masing hewan memiliki bentuk yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Spermatozoa memiliki struktur tubuh yang terdiiri dari kepala, leher dan ekor.

1.2  Tujuan
Mahasiswa/i mengidentifikasi, mengetahui dan menentukan bentuk dan struktur dari spermatozoa masing-masing hewan.

1.3  Manfaat
Setelah praktikum dilakukan, diharapkan mahasiswa/i dapat mengidentifikasi, mengetahui dan menjelaskan bentuk dan struktur dari masing-masing spermatozoa.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel kelamin atau gamet merupakan hasil proses gametogenesis yaitu pada jantan gametogenesis. Spermatozoid vertebrata terdiri atas bagian kepala, leher, bagian tengah dan ekor yang berupa flagel panjang. Sperma hewan-hewan yang berbeda, berbeda pula dalam ukuran, bentuk dan mobilitasnya. Bentuk spermatozoid adalah spesifik spesies, perbedaannya terutama pada bentuk kepalanya yaitu dari bulat pipih sampai panjang lancip (Muchtaromah, 2006,146).
Walaupun ukuran dan bentuk sperma berbeda-beda pada berbagai jenis hewan namun struktur morfologinya adalah sama. Panjang dan lebar kepala kira-kira 8,0 sampai 10,0 mikron kali 4,0 sampai 4,5 mikron pada sperma sapi. Permukaan sperma dibungkus oleh suatu membran lipoprotein. Apabila sel tersebut mati, permeibilitas membran meninggi, terutama di daerah pangkal kepala, dan hal ini merupakan dasar dari pewarnaan semen yang membedakan sperma hidup dari yang mati (Mozes, 1979)
Semen atau mani dalam ilmu reproduksi hewan adalah zat cair yang keluar dari tubuh melalui penis sewaktu kopulasi. Lebih lanjut telah di ketahui bahwa semen yang dimaksud dalam ilmu reproduksi itu terdiri dari bagian yang berupa sel dan bagian yang tidak bersel. Sel-sel itu hidup dan bergerak disebut spermatozoa dan cairan di dalam mana sel-sel itu berenang disebut seminal plasma (Partodihardjo, 1992).
Menurut Partodihardjo (1992) kualitas sperma baik sekali apabila dengan pebesaran 10×10 telihat gelombang-gelombang besar, jelas dan begerak cepat. Gelombang-gelombang ini dapat dikenal karena tampak lebih gelap. Penilaian aktivitas massa sel sperma dinyatakan dengan tanda tiga plus (+ + +) atau aktif sekali. Kualitas sperma baik, bila gelombang-gelombang dapat terlihat, meskipun tidak segelap golongan baik sekali; demikian pula gerak gelombangnya agak lamban. Penilaian aktivitas spermatozoa dinyatakan dengan (+ +) atau dua plus. Artinya cuckup akif. Kualitas sperma kurang baik, bila gelombang tidak jelas terlihat; kalaupun telihat memerlukan pengamatn sungguh-sungguh. Bayang-bayang gelap dari gelombang tidak tampak, lebih-lebih pergerakannya. Penilaian dinyatakan dengan satu plus (+). Kualitas sperma jelek bila, gelombang massa spermatozoa sulit ditaksir adanya. Penilaian dinyatakan dengan tanda minus (-) atau nol (0) artinya kosong, tidak ada aktivitas.
Struktur spermatozoa :
1.      Kepala; pada bagian ini mengandung lapisan tipis sitoplasma, dan sebuah ini bentuk lonjong yang hampir mengisi seluruh bagian kepala itu. Inti diselaputi selubung perisai di depan dan di belakang. Di depan disebut tudung atau acroom. Di belakang disebut tudung belakang – ketudung belakang melekat sentirol dan filamen poros.
2.      Bagian tengah ; terdiri atas bagian leher dan badan.
-          Leher : daerah genting sperma. Di dalamnya terdapat sentriol dan bagian depan filament poros.
-          Badan : mengandung filamen poros, mitokondria dan sentriol belakang berbentuk cincin.
3.      Ekor ; terdiri dari bagian utama dan bagian ujung. Sedikit sekali bagian ekor ini mengandung sitoplasma dan hampir seluruhnya dibina atas filamen poros (flagellum) bagian ujung tidak mengandung sitoplasma sama sekali.









BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
            - Mikroskop
            - Cover glass
            - Objek glass      
            - Cawan petri
            - Alat bedah

3.1.2 Bahan :
            - Organ kelamin sapi dan kambing
            - NaCl Fisiologis
            - Giemsa atau miosin

3.2 Cara Kerja
1. Ambillah cairan yang mengandung spermatozoa yang berasal dari testis, epididimis atau vas deferent sapi atau kambing.
2. Jika cairan itu pekat, larutkan dengan NaCl fisiologis kemudian teteskan cairan pada objek glass yang bersih. Dengan objek glass yang lain dioleskan setipis mungkin dan fiksasi dengan cara melewatkannya di atas api.
3. Warnai dengan Giemsa atau eosin selama 3-5 menit. Cuci dengan air mengalir. Selanjutnya keringkan kembali, periksalah di bawah mikroskop.
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sperma Kambing

 

Sperma Sapi

 

Sperma Tikus

 

Struktur Sperma






Sperma yang Abnormal

 

           

 
Macam-Macam Sperma Hewan Lain





4.2 Pembahasan
            Setelah diamati dibawah mikroskop dapat dijelaskan bahwa pada sperma kambing sangat terlihat jelas, dimana perputarannya seperti angin yang hilir mudik untuk dapat menuju oviduk dari betina. Koleksi dari sperma kambing dengan memotong skrotumnya dan membuat suatu vagina buatan. Sperma dari kambing ini ekornya sangat panjang dan untuk satu kali ejakulasi didapatkan 1 milyar spermatozoa.
            Pada sperma sapi, koleksi spermatozoanya dari tubulus seminiferus. Dibandingkan dengan sperma kambing, sperma sapi lebih besar tetapi ekor sperma sapi tidak sepanjang sperma kambing.
            Sperma tikus didapatkan langsung dengan memotong testis tikus dimana dapat diambil dari bagian duktus epididimisnya. Pada sperma tikus ini juga mempunyai ekor yang panjang dan pada kepalanya dapat dilihat seperti menyerupai kail.
            Pada proses Insenminasi Buatan sperma yang diambil dimasukkan pada sebuah stro, dimana pada satu stro dapat menyimpan ± 10 ribu jumlah sperma yang disimpan pada suhu – 196 C atau sama dengan suhu pada Nitrogen (N2) cair.
            Dalam satu kali ejakulasi tidak semua sperma mempunyai struktur dan bentuk yang sempurna, seperti ada sperma yang tidak memiliki kepala tetapi ada ekornya atau sebalikny, ada juga sperma dengan ekor yang berpili, sperma dengan dua ekoor dan sebagainya.







BAB V
KESIMPULAN
            Metode oles ini yaitu suatu metode pembuatan preparat dengan cara mengoles atau membuat selaput setipis mungkin dari bahan yang berupa cairan atau bukan di atas objek glass.
            Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa masing-masing hewan memiliki bentuk sperma yang berbeda-beda, seperti halnya sperma kambing dan tikus memiliki ekor panjang tidak sama halnya dengan sperma sapi, begitu juga dalam ukuran, sperma sapi lebih besar dibandingkan sperma kambing dan tikus.











DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2012. Diktat Kuliah Embriologi. http://www.scribd.com/doc /9739606/Diktat-Kuliah-Reproduksi-Embriologi. Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 hari Minggu pukul 09:15 WIB.
Anonimus. 2012. Morfologi Spermatozoa. http://andre4088.blogspot.com/ 2012/04/ morfologi-spermatozoa.html. Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 hari Minggu pukul 09:00 WIB.
Anonimus. 2012. Oles Sperma Hewan. http://www.google.com/search ?q=oles+sperma+hewan. Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 hari Minggu pukul 09:30 WIB.
Embriologi, Staf Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
Histologi, Staf Pengajar. 2010. Buku Ajar Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
Partidihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.