LAPORAN PRAKTIKUM
EMBRIOLOGI
KELOMPOK 3 / GELOMBANG
IV
Nama
Anggota :
1.
Haris Ichsan NIM :
1202101010034
2.
Juliadi Ramadhan NIM :
1202101010054
3.
Radhiati Kemala Sari NIM : 1202101010055
4.
Yolienna Nurpermata
Suci NIM : 1202101010065
5.
Zawil Kiram NIM : 1202101010090
6.
Indra Sitorus NIM :
1202101010115
7.
Alzikri NIM
: 1202101010126
8.
Ali Rahmatullah
Batubara NIM :
1202101010133
Asisten : Yusni Mulyana
Asisten : Yusni Mulyana
FAKULTAS KEDOKTERAN
HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdullillah tepat pada waktunya
yang berjudul Laporan Praktikum Embriologi.
Laporan ini berisikan tentang hasil pengamatan
praktikum embriologi hewan tentang Cara Mengukur Fetus Hewan. Diharapkan
laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengamatan
yang telah dilakukan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai
akhir, semoga Allah S.W.T senantiasa selalu meridhoi segala usaha kita. Amin.
Banda Aceh, Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kebuntingan merupakan suatu perkembangan anak
didalam uterus induknya. Periode kebuntingan dimulai dari fertilisasi sampai
proses kelahiran. Pertumbuhan makhluk baru setelah terjadinya fertilisasi
dibagi menjadi 3 periode utam yaitu : ovum, embrio dan fetus.
Lama kebuntingan hewan itu berbeda-beda, tergantung
dari species, faktor genetik, faktor lingkungan atau karena yang dikandung
hewan tersebut kembar atau tidaknya.
Terdapat dua cara dalam menentukan panjang fetus
yaitu CCR (Curved Crown Rump) dan SCR (Straight Crown Rump). Adanya dua metode
ini atau dua cara ini dapat membantu untuk mengetahui umur serta berat dari
fetus tersebut hal ini juga akan dibantu dengan adanya daftar tabel yang telah
tersedia.
1.2
Tujuan
Mahasiswa/i dapat melakukan langkah-langkah dalam
pengukuran fetus pada hewan yang telah ditentukan.
1.3
Manfaat
Setelah praktikum dilakukan, diharapkan mahasiswa/i
dapat mengukur fetus pada hewan yang ditentukan dengan tahap-tahap atau
langkah-langkah yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan fetus
dalam masa kandungan dipengaruhi oleh banyak faktorn dari dalam maupun dari
luar yakni bangsa , induk dan cara pemberian makanan. Untuk pemeriksaan umur fetus sapi di rumah-rumah potong setelah
induknya disembelih sering peluh dilakukan perkiraan umur masa kebuntingan dengan
cara visual atau dengan cara pengamatan. Akibat berat cairan allantois setelah
kebuntingan 3 bulan, maka uterus masuk kedalam abdomen. Cerviks tertarik kearah
tepi pelvis dan karena berat dari uterus maka cerviks menempel erat pada dasar
pelvis. Penentuan kebuntingan yang lebih meyangkinkan diperlukan, perabaan fetus,
cotyledon atau fremitus.Perubahan
fetus tergantung dari besar dan letaknya. Hal ini mungkin dapat dilakukan pada
semua umur kebuntingan. Pada masa kebuntingan dapat dilakukan pada semua umur kebuntingan. Pada masa
kebuntingan antara 5 dan 7 bulan (khusunya antara 5-6.5 bulan) fetus sering
tidak dapat diraba karena terletak jauh kedepan dan ke bawah.
Terdapat dua metode dlam mengukur
panjang fetus yaitu :
a. CCR
(Curved Crown Rump)
Merupakan
suatu metode dengan mengukur fetus dimulai dari moncong sampai ekor dengan
mengikuti garis atau kurva tubuh fetus hewan.
b. SCR
(Straight Crown Rump)
Merupakan
suatu metode pengukuran dengan menarik garis lurus sepanjang tubuh hewan.
Cotyledon
umumnya mudah diraba pada sebagian besar dari allantochorion. Seandainya fetus maupun
cotyledon tidak dapat ditemukan secara pasti (hal ini jarang sekali terjadi),
maka perlu menentukan fremitus pada satu atau kedua arteri uterine media. Pada
masa kebuntingan bulan ke-3 arteri tersebut di sebelah cornua bunting
berdiameter 0,3 cm dan mempunyai fremitus tidak nyata. Diameternya akan menjadi 2 kali
lipat dengan fremitus cukup jelas pada masa
kebuntingan bulan ke-4. Penambahan diameter akan terus berlangsung sampai mencapai 1.3 cm dengan
fremitus jelas sekali pada masa kebuntingan bulan ke-8. Arteri uterine media di
sebelah cornua tidak bunting mempunyai fremitus yang masih lemah sekali hingga
bulan ke-7 masa kebuntingan danfremitus ini baru menjadi jelas pada masa
kebuntingan bulan ke-8 dan ke atasnya.
Besar
uterus masih tetap digunakan untuk menentukan umur kebuntingan hingga bulan
ke-4, yang mana dapat ditentukan pula lengkungan uterus yang berkurang.
Perkiraan umur selama pertengahan dan akhir masa kebuntingan terutama didasarkan pada besar cotyledon.
Oleh karena besar cotyledon yang terdapat disepanjang uterus berbeda besarnya,
maka perluh ditentukan suatu standard untuk menentukan letak dan besar
cotyledon pada tempat ini. Hal ini layak dilakukan pada cotyledon-cotyledon yang terletak berdekatan dengan cerviks,
karena tempat ini mudah
dijangkau atau di cari. Letak fetus hendaknya jangan dipergunakan sebagai
kriteria umur, sebab letak fetus sering dipengaruhi oleh banyak faktor.
Misalnya, jika pemberian makanan dan minuman pada sapi dalam waktu yang lama,
maka letak fetus pasti berbeda dibandingkan dengan sapi dalam waktu yang lama,
maka letak fetus pasti berbeda dibandingkan dengan sapi bilamana rumen dalam
keadaan kosong. Besar fetus dan ektremitasnya hanya berguna dalam membantu
penentuan umur kebuntingan.
Tabel Karekteristik fetus Domba atau kambing dalam Masa
Kandungan :
Kebuntingan (Hari)
|
Berat Fetus (Gram)
|
C-R Lenght
|
Keterangan
|
10
|
-
|
-
|
Blastocyit kira-kira 1 mm
|
20
|
0.1
|
-
|
Embrio muda
|
30
|
1.5
|
-
|
Organogenesis hampir lengkap
|
40
|
7.0
|
-
|
Fetus
|
50
|
22.0
|
-
|
Nostril terlihat, pertumbuhan folikel rambut disekitar
mata dan bibir
|
60
|
70.0
|
-
|
Pertumbuhan folikel diseluruh tubuh
|
70
|
130.0
|
-
|
Pertumbuhan tanduk
|
80
|
250.0
|
-
|
Rambut kira-kira 2.3 mm
|
90
|
470.0
|
-
|
Rambut kira-kira 5-6 mm
|
100
|
800.0
|
-
|
Rambut kira-kira6-7 mm
|
110
|
1300.0
|
-
|
Pertumbuhan rambut pada kaki belakang
|
120
|
2000.0
|
-
|
Pertumbuhan rambut pada kaki depan
|
130
|
2900.0
|
-
|
Seluruh tubuh ditumbuhi rambut
|
140
|
4000.0
|
-
|
Kulit tubuh mulai mengkerut
|
150
|
5000.0
|
-
|
Sepasang gigi incisive mulai erupsi
|
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat :
- Bak allumunium
- Pinset
- tali rapia
- rol
- gunting
- Scalpel
3.1.2
Bahan :
- Fetus sapi dan kambing
3.2 Cara Kerja
1.
Preparat fetus sapi dan kambing yang sudah diformalinkan dikeluarkan dari
toples dan dimasukkan ke dalam bak allumunium.
2. Perhatikan penjelasan asisten
masing-masing kelompok.
3. Lakukanlah teknik pengukuran
dengan benar sesuai prosedur yang telah dijelaskan.
4. Catatlah hasil pengamatannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang
telah dilakukan preparat yang didapatkan adalah fetus kambing, dimana pada
fetus kambing ini mempunyai anak kembar yang masih kecil. Berdasarkan
penjelasan asissten, dapat melakukan praktikum sesuai dengan metode yang ada,
yaitu :
a.
CCR
(Curved Crown Rump)
Maka
hasil yang didapatkan adalah :
Jenis
Kelamin
|
Umur
(hari)
|
Berat
(gram)
|
Panjang
(cm)
|
||||
Kepala
|
Tubuh
|
Kepala
+ Tubuh
|
Kaki
Depan
|
Kaki
Belakang
|
|||
Jantan
|
40
|
±
7
|
8
|
8
|
16
|
6.5
|
5.5
|
Betina
|
40
|
±
7
|
8
|
7.7
|
15.7
|
4.2
|
4.5
|
b.
SCR
(Straight Crown Rump)
Maka
diperoleh hasil :
Jenis
Kelamin
|
Umur
(hari)
|
Berat
(gram)
|
Panjang
(cm)
|
||||
Kepala
|
Tubuh
|
Kepala
+ Tubuh
|
Kaki
Depan
|
Kaki
Belakang
|
|||
Jantan
|
40
|
±
7
|
4
|
7.5
|
11.5
|
3.7
|
5.5
|
Betina
|
40
|
±
7
|
4
|
7.2
|
11.2
|
3
|
3.5
|
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan
bahwa ada dua ekor fetus kambing yang telah diukur. Dimana pada pengukuran CCR
(Curved Crown Rump) yaitu pengukuran berdasarkan lekuk tubuh atau mengikuti
garis kurva tubuh hewan sedangkan pada pengukuran SCR (Straight Crown Rump)
adalah suatu metode pengukuran panjang fetus dengan mengambil garis lurus pada
fetus tersebut.
Sehingga hasil yang didapatkan fetus
tersebut masih berusia 40 hari dengan beran badan lebih kurang 7 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Embriologi, Staf Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. Aceh :
FKH UNSYIAH.
Fajri, N. 2012. Makalah Fetus Sapi. http://www.scribd.com/doc/94153600 /Makalah-an-Fetus-Sapi.
Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 hari Sabtu pukul 21:00 WIB.
Histologi, Staf Pengajar. 2010. Buku Ajar Embriologi. Aceh : FKH
UNSYIAH.
Partidihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara
Sumber Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar