Corgi

Senin, 27 Mei 2013

LAPORAN EMBRIOLOGI PERKEMBANGAN FOETUS


LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI




KELOMPOK 3 / GELOMBANG IV
Nama Anggota :

1.                   Haris Ichsan                                        NIM : 1202101010034
2.                   Juliadi Ramadhan                               NIM : 1202101010054
3.                   Radhiati Kemala Sari                          NIM : 1202101010055
4.                   Yolienna Nurpermata Suci                  NIM : 1202101010065
5.                   Zawil Kiram                                        NIM : 1202101010090
6.                   Indra Sitorus                                       NIM : 1202101010115
7.                   Alzikri                                                 NIM : 1202101010126
8.                   Ali Rahmatullah Batubara                  NIM : 1202101010133

Asisten : Yusni Mulyana




FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2013









KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdullillah tepat pada waktunya yang berjudul Laporan Praktikum Embriologi.
Laporan ini berisikan tentang hasil pengamatan praktikum embriologi hewan tentang Cara Mengukur Fetus Hewan. Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengamatan yang telah dilakukan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir, semoga Allah S.W.T senantiasa selalu meridhoi segala usaha kita. Amin.



Banda Aceh,   Mei 2013

Penulis       



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kebuntingan merupakan suatu perkembangan anak didalam uterus induknya. Periode kebuntingan dimulai dari fertilisasi sampai proses kelahiran. Pertumbuhan makhluk baru setelah terjadinya fertilisasi dibagi menjadi 3 periode utam yaitu : ovum, embrio dan fetus.
Lama kebuntingan hewan itu berbeda-beda, tergantung dari species, faktor genetik, faktor lingkungan atau karena yang dikandung hewan tersebut kembar atau tidaknya.
Terdapat dua cara dalam menentukan panjang fetus yaitu CCR (Curved Crown Rump) dan SCR (Straight Crown Rump). Adanya dua metode ini atau dua cara ini dapat membantu untuk mengetahui umur serta berat dari fetus tersebut hal ini juga akan dibantu dengan adanya daftar tabel yang telah tersedia.



1.2  Tujuan
Mahasiswa/i dapat melakukan langkah-langkah dalam pengukuran fetus pada hewan yang telah ditentukan.


1.3  Manfaat
Setelah praktikum dilakukan, diharapkan mahasiswa/i dapat mengukur fetus pada hewan yang ditentukan dengan tahap-tahap atau langkah-langkah yang tepat.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Pertumbuhan fetus dalam masa kandungan dipengaruhi oleh banyak faktorn dari dalam maupun dari luar yakni bangsa , induk dan cara pemberian makanan. Untuk pemeriksaan umur fetus sapi di rumah-rumah potong setelah induknya disembelih sering peluh dilakukan perkiraan umur masa kebuntingan dengan cara visual atau dengan cara pengamatan. Akibat berat cairan allantois setelah kebuntingan 3 bulan, maka uterus masuk kedalam abdomen. Cerviks tertarik kearah tepi pelvis dan karena berat dari uterus maka cerviks menempel erat pada dasar pelvis. Penentuan kebuntingan yang lebih meyangkinkan diperlukan, perabaan fetus, cotyledon atau fremitus.Perubahan fetus tergantung dari besar dan letaknya. Hal ini mungkin dapat dilakukan pada semua umur kebuntingan. Pada masa kebuntingan dapat dilakukan pada semua umur kebuntingan. Pada masa kebuntingan antara 5 dan 7 bulan (khusunya antara 5-6.5 bulan) fetus sering tidak dapat diraba karena terletak jauh kedepan dan ke bawah.
            Terdapat dua metode dlam mengukur panjang fetus yaitu :
a.       CCR (Curved Crown Rump)
Merupakan suatu metode dengan mengukur fetus dimulai dari moncong sampai ekor dengan mengikuti garis atau kurva tubuh fetus hewan.
b.      SCR (Straight Crown Rump)
Merupakan suatu metode pengukuran dengan menarik garis lurus sepanjang tubuh hewan.

Cotyledon umumnya mudah diraba pada sebagian besar dari allantochorion. Seandainya fetus maupun cotyledon tidak dapat ditemukan secara pasti (hal ini jarang sekali terjadi), maka perlu menentukan fremitus pada satu atau kedua arteri uterine media. Pada masa kebuntingan bulan ke-3 arteri tersebut di sebelah cornua bunting berdiameter 0,3 cm dan mempunyai fremitus tidak nyata. Diameternya akan menjadi 2 kali lipat dengan fremitus cukup jelas pada masa kebuntingan bulan ke-4. Penambahan diameter akan terus berlangsung sampai mencapai 1.3 cm dengan fremitus jelas sekali pada masa kebuntingan bulan ke-8. Arteri uterine media di sebelah cornua tidak bunting mempunyai fremitus yang masih lemah sekali hingga bulan ke-7 masa kebuntingan danfremitus ini baru menjadi jelas pada masa kebuntingan bulan ke-8 dan ke atasnya.
Besar uterus masih tetap digunakan untuk menentukan umur kebuntingan hingga bulan ke-4, yang mana dapat ditentukan pula lengkungan uterus yang berkurang. Perkiraan umur selama pertengahan dan akhir masa kebuntingan  terutama didasarkan pada besar cotyledon. Oleh karena besar cotyledon yang terdapat disepanjang uterus berbeda besarnya, maka perluh ditentukan suatu standard untuk menentukan letak dan besar cotyledon pada tempat ini. Hal ini layak dilakukan pada cotyledon-cotyledon yang terletak berdekatan dengan cerviks, karena tempat ini mudah dijangkau atau di cari. Letak fetus hendaknya jangan dipergunakan sebagai kriteria umur, sebab letak fetus sering dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, jika pemberian makanan dan minuman pada sapi dalam waktu yang lama, maka letak fetus pasti berbeda dibandingkan dengan sapi dalam waktu yang lama, maka letak fetus pasti berbeda dibandingkan dengan sapi bilamana rumen dalam keadaan kosong. Besar fetus dan ektremitasnya hanya berguna dalam membantu penentuan umur kebuntingan.



Tabel Karekteristik fetus Domba atau kambing dalam Masa Kandungan :
Kebuntingan (Hari)
Berat Fetus (Gram)
C-R Lenght
Keterangan
10
-
-
Blastocyit kira-kira 1 mm
20
0.1
-
Embrio muda
30
1.5
-
Organogenesis hampir lengkap
40
7.0
-
Fetus
50
22.0
-
Nostril terlihat, pertumbuhan folikel rambut disekitar mata dan bibir
60
70.0
-
Pertumbuhan folikel diseluruh tubuh
70
130.0
-
Pertumbuhan tanduk
80
250.0
-
Rambut kira-kira 2.3 mm
90
470.0
-
Rambut kira-kira 5-6 mm
100
800.0
-
Rambut kira-kira6-7 mm
110
1300.0
-
Pertumbuhan rambut pada kaki belakang
120
2000.0
-
Pertumbuhan rambut pada kaki depan
130
2900.0
-
Seluruh tubuh ditumbuhi rambut
140
4000.0
-
Kulit tubuh mulai mengkerut
150
5000.0
-
Sepasang gigi incisive mulai erupsi











BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
            - Bak allumunium
            - Pinset
            - tali rapia
            - rol
            - gunting            
            - Scalpel

3.1.2 Bahan :
            - Fetus sapi dan kambing



3.2 Cara Kerja
            1. Preparat fetus sapi dan kambing yang sudah diformalinkan dikeluarkan dari toples dan dimasukkan ke dalam bak allumunium.
2. Perhatikan penjelasan asisten masing-masing kelompok.
3. Lakukanlah teknik pengukuran dengan benar sesuai prosedur yang telah dijelaskan.
4. Catatlah hasil pengamatannya.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil









4.2 Pembahasan
            Pada praktikum yang telah dilakukan preparat yang didapatkan adalah fetus kambing, dimana pada fetus kambing ini mempunyai anak kembar yang masih kecil. Berdasarkan penjelasan asissten, dapat melakukan praktikum sesuai dengan metode yang ada, yaitu :

a.      CCR (Curved Crown Rump)
Maka hasil yang didapatkan adalah :
Jenis Kelamin
Umur (hari)
Berat (gram)
Panjang (cm)
Kepala
Tubuh
Kepala + Tubuh
Kaki Depan
Kaki Belakang
Jantan
40
± 7
8
8
16
6.5
5.5
Betina
40
± 7
8
7.7
15.7
4.2
4.5



b.      SCR (Straight Crown Rump)
Maka diperoleh hasil :
Jenis Kelamin
Umur (hari)
Berat (gram)
Panjang (cm)
Kepala
Tubuh
Kepala + Tubuh
Kaki Depan
Kaki Belakang
Jantan
40
± 7
4
7.5
11.5
3.7
5.5
Betina
40
± 7
4
7.2
11.2
3
3.5













BAB V
KESIMPULAN
            Berdasarkan praktikum yang dilakukan bahwa ada dua ekor fetus kambing yang telah diukur. Dimana pada pengukuran CCR (Curved Crown Rump) yaitu pengukuran berdasarkan lekuk tubuh atau mengikuti garis kurva tubuh hewan sedangkan pada pengukuran SCR (Straight Crown Rump) adalah suatu metode pengukuran panjang fetus dengan mengambil garis lurus pada fetus tersebut.
            Sehingga hasil yang didapatkan fetus tersebut masih berusia 40 hari dengan beran badan lebih kurang 7 gram.











DAFTAR PUSTAKA

Embriologi, Staf Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
Fajri, N. 2012. Makalah Fetus Sapi. http://www.scribd.com/doc/94153600 /Makalah-an-Fetus-Sapi. Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 hari Sabtu pukul 21:00 WIB.
Histologi, Staf Pengajar. 2010. Buku Ajar Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
Partidihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar